KOMENTAR MENGENAI BEBERAPA JUDUL ARTIKEL
1. Beratnya
menjaga persatuan
Untuk
menggalang persatuan dizaman sekarang sangatlah sulit. Berbeda dengan dahulu,
meskipun berbeda suku, ras,budaya, dan agama, mereka bisa menjalin persatuan
untuk mengusir para penjajah. Mereka berpedoman pada “Bhineka Tunggal ika”,
untuk menjalin persatuan bangsa kita. Tapi dizaman sekarang pedoman tersebut
seakak – akan sudah hilang begitu saja. Hal itu bisa dilihat dari berbagai
perpecahan yang terjadi, baik pada pemerintahan, kalangan masyarakat, ataupun
agama. Olesh karena itu sangat diperlukan para pemuda – pemuda bangsa untuk
menjalin kembali persatuan dinegeri kita ini.
2. Kiai
dan masyarakat
Berbucara
mengenai kiai pastilah tak lepas dari yanga namanya pondok pesantren. Dimana
pesantren adalah tempat untuk mencari ilmu agama. Di pnondok pesantren diajarkan
untuk hidup mandiri dan juga rasa persaudaraan, yang nantinya sangat bermanfaat
buat bekal dimasyarakat nanti. Di pondok pesantren umumnya mempelajari tentang
ilmu-ilmu agama dari beberapa kitab. Tapi ada juga pondok pesantren yang
mengadakan beberapa ekstra seperti rebana, dan juga belajar pidato atau menjadi
da’i. Yang kelak nanti juga sangat berguna untuk di terapkan dalam masyarakat
alias berdakwah.
3. Cara
belajar
Dikalangan
anak-anak terpelajar, banyak metode atau cara belajar. Jadi dari kedua sistem
yang disebutkan tadi, ada satu yang sering diterapkan anak-anak sekarang yaitu
SKS{sistem kebut semalam}. Pada umumnya sistem tersebut tudaklah baik bagi kaum
terpelajar sekarang ini, mengingat pendidikan di negara kita ini sudah
sangatlah ketinggalan. Oleh karena itu hal itu haruslah di hapuskan dari
anak-anak pelajar.
Sebenarnya
hal tersebut terjadi karena kesalahan dalam bergaul. Jika di fikir-fikir,
memang terkadang dengan bergaul bisa menambah wawasan, pengetahuan, dan juga
pengalaman. Dengan teman kita bisa belajar bersama, saling tukar pikiran. Tapi
bila salah bergaul? Yang terjadi bisa sebaliknya!!! Betul???
4. Memberi
ma’af
Memberi
m’af bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan oleh semua orang. Setiapn orang
pasti pernah berbuat salah pada orang lain, dan tang di sakitipun pasti
mempunyai batas kesabaran, apalagi untuk memberikan ma’af. Itu bila sesama
manusia, bagaimana jika melakukan
kesalahan pada allah?? Allah maha pema’af, sebesar apapun kesalahan makluqnya,
jika ia mau tobat dan mau menyesali dan tidak akan mengulanginya lagi pasti
alllah akan mema’afkan dosanya.
Dari
uraian saya tadi, jika allah mahya pema’af? Mengapa kita tidak? Allah saja mau
mema’afkan segala kesalahan makhluq ciptaannya, masak kita kita gak mua
mema’afkan kesalahan sesama manusia??? Intruspeksi dri, apakah kita selalu
benar???
5. Sifat
istiqomah kiai
Berbicara
mengenai isqomah, saya juga teringat dengan guru saya. Begitu istiqomahnya
beliau dalam melaksanakan sholat tahajut dan sholat dhuha, sampai-sampai
kebiasaan tersebut dianggap bekiau sebagai suatu kewajiban. Beliau sering
mengingatkan murid-muridnya untuk melaksanakan ibadah tersebut, termasuk saya
sendri.
Menjalani
sesuatu agar bisa istiqomah hal yang sangat sulit. Apalagi pebuatan tersebut
berupa suatu kebaikan. Perlu adanya latihan dan paksaan terhadap diri sindiri
agar bisa menjalankan suatu perbuatan tersebut dengan istiqomah tanpa andanya
suatu paksaan lagi.